top of page

Pahami Informasi Terkini tentang Benzene, Toluene, dan Xylene (BTX)


PENDAHULUAN

Benzene, Toluene dan Xylene atau sering disebut BTX adalah aromatik hidrokarbon yang merupakan bahan petrokimia yang sangat penting. Namun demikian, BTX juga merupakan bahan kimia berbahaya yang dapat memberikan dampak kesehatan merugikan yang sangat serius. Umumnya, BTX menjadi bahaya kesehatan utama di industri minyak dan gas bumi serta petrokimia. Tetapi karena bahan ini dimanfaatkan cukup luas dalam berbagai produk, perlu adanya pemahaman yang baik tentang bahaya kesehatan yang disebabkan BTX. Apalagi dengan adanya penurunan nilai TLV-TWA yang sangat signifikan pada Toluene dan adanya notasi OTO (berdasarkan ACGIH TLV 2022). Mari kita simak penjelasan lebih lanjut dibawah ini.



BENZENE

Benzene adalah senyawa aromatik cair tidak berwarna. Benzene dapat dengan cepat diuapkan di udara. Itu juga bisa dilarutkan dalam air. Benzene secara alami hadir dalam kandungan minyak bumi. Selain itu, benzene umumnya digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan beberapa jenis karet, pelumas, deterjen, dan pestisida. Organ target pajanan benzena akut adalah sistem hematopoietik, saraf, dan kekebalan tubuh, sedangkan untuk pajanan kronis dengan kadar rendah dapat mengganggu sistem peredaran darah. Selain itu, benzene juga merupakan karsinogen pada manusia (kategori A1) yang dapat menyebabkan leukemia.

Jalur utama bagi benzene untuk memasuki tubuh adalah melalui saluran pernapasan. Namun ACGIH mencatat bahwa benzene juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (penyerapan kulit), di mana nilai pajanannya bisa signifikan. Oleh karena itu, APD untuk pekerja yang menggunakan bahan yang mengandung benzena tidak hanya membutuhkan respirator / pelindung pernapasan yang sesuai, tetapi juga APD untuk bagian tubuh lainnya yang berpotensi untuk dipicu atau disemprotkan atau bahkan uap yang mengandung benzena dalam konsentrasi tinggi.

Ketika benzene memasuki tubuh, akan ada proses metabolisme yang dapat mengubah zat aslinya menjadi zat lain (metabolit). Metabolit benzena adalah asam S-phenil mercapturic (SPMA). SPMA adalah bahan yang harus diperiksa dalam kreatinin urin pekerja untuk mengetahui /mengkonfirmasi pajanan benzena dan kemudian membandingkannya dengan Indeks Pajanan Biologis (BEI).

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 tahun 2018, NAB untuk pajanan benzene adalah 0,5 ppm dan PSD (STEL) adalah 2,5 ppm. Sementara itu untuk indeks pajanan biologi (IPB), adalah sebagai berikut:


Penting untuk dicatat bahwa berdasarkan buku ACGIH TLV 2022, benzene termasuk salah satu bahan yang diusulkan untuk diturunkan TWA menjadi 0,02 ppm dan STEL menjadi 0,1 ppm.


TOLUENE

Toluene secara alami ditemukan dalam kandungan minyak bumi. Toluene juga digunakan untuk menghasilkan benzena, trinitrotoluene (TNT), nilon, plastik, dan poliuretan. Berdasarkan penelitian, efek kesehatan yang timbul dari pajanan toluene adalah sebagai berikut:

  • Efek iritasi pernapasan dan mata

  • Efek narkotika dalam bentuk mual, pusing, dan sakit kepala

  • Gangguan sistem saraf pusat

  • Masalah penglihatan

  • Gangguan reproduksi dalam bentuk perubahan hormon perangsang folikel (FSH), hormon luteinizing (LH) dan testosteron reversibel.

  • Cacat bawaan pada janin (calon ibu yang terpajan pelarut organik aromatik yang didominasi oleh toluena), terutama gangguan pada saluran pencernaan, saluran kemih dan ginjal.

  • Aborsi spontan

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 tahun 2018, NAB untuk toluene adalah 20 ppm. Bila mengacu pada ACGIH TLV 2022, toluene juga mempunyai notasi OTO (ototoksisitas) yang artinya toluene mempunyai sifat menjadi racun bagi telinga (oto-), khususnya koklea atau saraf pendengaran dan kadang-kadang sistem vestibular.


XYLENE

Selain benzene dan toluene, xylene secara alami terkandung dalam bahan bakar dan minyak bumi. Xylene banyak digunakan untuk cat dan pelapis lainnya. Efek pajanan xylene diketahui lebih ringan jika dibandingkan dengan benzena dan toluena. Pajanan xylene dapat menyebabkan beberapa efek sebagai berikut:

  • Efek iritasi pernapasan dan mata

  • Efek narkotika

  • Kerusakan sistem saraf pusat

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 5 tahun 2018, TWA untuk xylene adalah 100 ppm dan STEL adalah 150 ppm. Sedangkan bila mengacu pada ACGIH TLV 2022 terdapat penurunan nilai TWA (NAB) yanga sangat drastis yaitu 20 ppm untuk semua isomer xylene. Disamping itu, juga ada notasi OTO (ototoksisitas) yang artinya xylene mempunyai sifat menjadi racun bagi telinga (oto-), khususnya koklea atau saraf pendengaran dan kadang-kadang sistem vestibular.


Newsletter Mar-Apr 2022_Pahami Informasi Terkini tentang BTX
.pdf
Download PDF • 162KB

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page