Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan
Edisi April 2016
Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB) adalah gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan bising yang cukup keras dalam waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising yang menyenangkan seperti musik atau lingkungan kerja. Jenis ketulianya adalah sensorineural (perseptif) pada kedua telinga dapat disertai tinitus (telinga berdenging) dan kadang-kadang disertai kesulitan menangkap pembicaraan dengan intensitas suara biasa.
Pengaruh bising menyebabkan adanya gangguan di telinga dalam bagian rumah siput (koklea) berupa kerusakan sel-sel sensorik dan penunjang. Jenis kerusakan pada struktur organ tertentu yang ditimbulkan bergantung pada intensitas, lama pajanan dan frekuensi bising. Kita dapat mengetahui GPAB berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik dan otoskopi serta pemeriksaan penunjang berupa audiometri dan OAE (oto-acoustic emission). Pada pemeriksaan audiometri menunjukkan adanya tulisen sorineural pada frekuensi 3000– 6000 Hz dengan penurunan di 4000 Hz yang merupakan patognomonik untuk jenis ketulian ini. Pemeriksaan OAE menunjukkan hasil refer.
Indikasi pemeriksaan skrining pendengaran:
Orang yang terpajan bising (misalnya di pabrik)
Orang yang mempunyai gaya hidup dengan resiko terpajan bising (misalnya penikmat musik, penikmat permainan elektronik yang bising, dll)
Bila ditemukan pekerja dengan GPAB maka sebaiknya pekerja dipindahkan kelingkungan kerjayang tidak bising. Penggunan alat pelindung terhadap bising seperti sumbat telinga (earplugs), tutup telinga (earmuffs) harus digunakan pada lokasi kerja yang bising. Beberapa standar menyebutkan untuk kebisingan ekstrim seperti area kerja dengan bising 100 dBA atau lebih, pekerja diharuskan menggunakan kombinasi earplugs dan earmuffs. Aturan tersebut berhubungan dengan kemampuan alat pelindung tersebut untuk mengurangi intensitas kebisingan yang diterima organ pendengaran. Program rehabilitasi dapat saja dilakukan jika sudah terdapat gangguan pendengaran yang menetap.
Newsletter dapat diunduh di sini.
