top of page

Pendekatan Praktis Food Safety di Tempat Kerja dalam Era Normal Baru

Edisi Juli - Agustus 2020


Potensi Transmisi COVID-19 melalui Makanan

  • Hingga saat ini, tidak ada bukti penularan COVID-19 melalui makanan.

  • COVID-19 virus ditularkan pada saat kontak dekat melalui droplet (karena batuk atau bersin). Virus dapat menyebar secara langsung dari orang ke orang, ketika orang yang membawa COVID-19 batuk atau bersin yang menghasilkan droplet yang menjangkau hidung, mulut, atau mata dari orang lain.

  • Atau, droplet tersebut jatuh pada permukaan atau benda disekitarnya. Orang dapat tertular COVID-19 jika meyentuh permukaan atau yang terkontaminasi tersebut, kemudian menyentuh hidung, mulut atau matanya.

  • COVID-19 dapat bertahan sampai dengan 72 jam pada plastik dan baja, 4 jam pada tembaga, dan 24 jam pada kardus (pada lingkungan yang dikendalikan di laboratorium).

  • Industri makanan seharusnya sudah mempunyai FSMS (Food Safety Management System) dan mengimplementasikan prinsip-prinsip HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point).


Memastikan Risiko Penularan COVID-19 dan Pencegahannya Tercakup dalam FSMS dan HACCP

  • Pengendalian Pemasok.

  • Transportasi dan Penerimaan Bahan Makanan.

  • Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Makanan.

  • Penyajian Makanan.

  • Kondisi Kesehatan Pekerja.

  • Higiene Personal.

  • Fasilitas dan Desain.

  • Pembersihan & Sanitasi.


Pengendalian Pemasok

  • Pembelian harus pada tempat resmi yang mempunyai ijin.

  • Pemasok menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19.


Transportasi dan Penerimaan Bahan Makanan

  • Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan yang higienis.

  • Pengemudi kendaraan dan pekerja lain yang mengirimkan bahan makanan tidak boleh meninggalkan kendaraannya selama proses pengiriman. Mereka harus mematuhi protokol kesehatan sebelum menyerahkan dokumen pengiriman.

  • Sebaiknya menggunakan wadah dan kemasan sekali pakai.

  • Jika menggunakan wadah ‘reusable’, maka harus mengimplementasikan protokol sanitasi yang sesuai.

  • Melakukan desinfeksi permukaan-permukaan yang sering di sentuh pada kendaraan pengiriman untuk mencegah kontaminasi silang.

  • Memastikan pengemudi kendaraan dan pekerja pengiriman memahami pentingnya:

  • Cuci tangan & hand sanitizer;

  • Physical distancing;

  • Menggunakan masker;

  • Kebersihan diri;

  • Kebersihan kendaraan dan wadah-wadah yang digunakan.


Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Makanan


Cara penyimpanan makanan dan minuman

  • Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan.

  • Jarak makanan dengan lantai : 15 cm.

  • Jarak makanan dengan dinding : 5 cm.

  • Jarak makanan dengan langit-langit : 60 cm.

  • Tidak tercampur antara bahan makanan yang siap saji dengan bahan makanan mentah.


Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Makanan

Penggunaan Wadah dan Alat Bantu

  • Wadah yang sudah digunakan untuk makanan mentah tidak boleh digunakan untuk makanan matang tanpa pencucian dan tindakan sanitasi.

  • Penggunaan talenan (chopping board) harus masing-masing untuk setiap bahan makanan.

  • Penerapan kode warna akan membantu kedisiplinan dalam pemisahan alat / wadah.

Physical Distancing

Penyimpanan dan pengolahan bahan makanan

  • Menjaga jarak setidaknya 1-meter antara satu pekerja dengan pekerja yang lain.

  • Jika tidak memungkinkan, bisa melakukan beberapa alternatif tindakan pencegahan seperti:

  • Mengatur meja/area kerja sehingga pekerja tidak pada posisi saling berhadapan tetapi berdampingan;

  • Menyediakan APD seperti masker, hair nets, sarung tangan sekali pakai, pakaian kerja yang bersih, dan sepatu kerja (slip reduction). Penggunaan APD secara rutin di area-area berisiko tinggi yang memproduksi makanan siap saji;

  • Membatasi jumlah pekerja di area food preparation;

  • Mengorganisasikan pekerja ke dalam kelompok-kelompok kerja untu membatasi interaksi antar kelompok.


Penggunaan Sarung Tangan Sekali Pakai (Disposable Gloves)

Penyimpanan dan pengolahan bahan makanan

  • Sarung tangan dapat digunakan namun harus sering di ganti dan tangan harus di cuci pada saat pergantian sarung tangan.

  • Sarung tangan harus di ganti setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan makanan, seperti memegang gagang pintu, membuang sampah.

  • Penjamah makanan harus menghindari menyentuh wajah, mulut dan mata ketika menggunakan sarung tangan.

  • Sarung tangan tidak boleh digunakan sebagai pengganti cuci tangan.

  • Penggunaan sarung tangan bisa memberikan ‘rasa aman yang salah’ dan membuat penjamah makanan tidak mencuci tangan sesering yang seharusnya dilakukan.


Penyajian Makanan

  • Menyediakan sarana cuci tangan.

  • Penyaji makanan menggunakan APD: masker, sarung tangan.

  • Sebaiknya menghindari ‘open display’.

  • Physical distancing.

  • Pengaturan tempat duduk (50% kapasitas).

  • Pembersihan & sanitasi peralatan yang digunakan untuk penyajian makanan.


Kondisi Kesehatan Pekerja


  • Membuat prosedur tertulis tentang pencegahan penularan COVID-19 serta penanganan kasus COVID-19 di tempat kerja.

  • Memperkuat implementasi program fitness for work.

  • Implementasi protokol kesehatan:

  • Melakukan skrining gejala kesehatan.

  • Melakukan rapid test pada pekerja berisiko.

  • Memberikan edukasi tentang COVID-19.