top of page

Cara Memilih, Memakai dan Membersihkan Masker dalam Konteks COVID-19

Edisi September - Oktober 2020


Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian komprehensif langkah pencegahan dan pengendalian yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit virus saluran pernapasan tertentu, termasuk COVID-19. Masker dapat digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai untuk melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi) atau untuk mengendalikan sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk mencegah penularan lebih lanjut). Oleh karena itu, penting untuk memahami cara memilih, memakai dan membersihkan masker dengan benar.

CDC (Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan agar memakai masker saat di tempat umum dan saat tidak dapat menjauh dari orang lain. Masker membantu menghentikan penyebaran COVID-19 ke orang lain. Berikut adalah panduan penggunaan masker:

  • Kenakan masker dengan dua atau lebih lapisan untuk menghentikan penyebaran COVID-19.

  • Kenakan masker di atas hidung dan mulut Anda dan kencangkan di bawah dagu.

  • Masker TIDAK boleh dipakai oleh anak-anak di bawah dua tahun, orang yang sulit bernapas, atau orang yang tidak dapat melepas masker tanpa bantuan.

  • Tidak perlu memakai masker yang ditujukan untuk petugas kesehatan, misalnya, respirator N95.

  • CDC tidak merekomendasikan penggunaan pelindung wajah (face shield). Evaluasi pelindung wajah ini sedang berlangsung tetapi efektivitasnya belum diketahui saat ini.


Cara Memilih

Saat ini tersedia banyak sekali jenis masker dipasaran. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masker.

Sumber :


Sumber:


Jenis Masker yang Perlu Dipertimbangkan:

  • Masker Medis

Masker medis harus disertifikasi sesuai standar internasional atau nasional guna memastikan kinerjanya sesuai saat digunakan oleh tenaga kesehatan, menurut risiko dan jenis prosedur yang dilaksanakan di tempat pelayanan kesehatan. Masker medis dirancang untuk penggunaan sekali pakai. Filtrasi awal (minimal filtrasi 95% droplet), kemudahan bernapas (breathability) awal, dan, jika perlu, resistansi cairan awalnya berhubungan dengan jenis (misalnya, spunbond atau meltblown) dan lapisan bahan tanpa tenun (seperti polipropilena, polietilena, atau selulosa). Masker medis berbentuk persegi panjang dan terdiri dari tiga atau empat lapisan. Setiap lapisan terdiri dari serat yang lembut hingga sangat lembut. Masker ini diuji dalam hal kemampuannya menahan droplet (berukuran 3 mikrometer; standar EN 14683 dan ASTM F2100) dan partikel (berukuran 0,1 mikrometer; hanya standar ASTM F2100). Masker ini harus dapat menahan droplet dan partikel sambil tetap dapat digunakan untuk bernapas dengan cara memungkinkan udara menembusnya. Masker medis merupakan alat kesehatan yang diatur dan dikategorikan sebagai APD.

  • Masker Non Medis

Masker nonmedis (yang disebut juga masker “kain”) terbuat dari bermacam-macam kain tenun dan tanpa tenun, seperti polipropilena. Masker nonmedis dapat terbuat dalam kombinasi-kombinasi jenis kain, urutan lapisan, dan bentuk. Belum banyak kombinasi ini yang dievaluasi secara sistematis dan desain, pilihan bahan, urutan lapisan, atau bentuk masker nonmedis yang tersedia tidaklah seragam. Perbedaan kombinasi kain dan bahan memberikan filtrasi dan kemudahan bernapas yang berbeda-beda. Masker nonmedis bukanlah alat kesehatan maupun alat pelindung diri. Namun, standar masker nonmedis telah disusun oleh French Standardization Association (AFNOR Group), di mana standar tersebut menentukan kinerja minimum filtrasi (minimum 70% filtrasi partikel padat atau filtrasi droplet) dan kemudahan bernapas (perbedaan tekanan maksimum 0,6 mbar/cm2 atau resistansi inhalasi maksimum 2,4 mbar dan resistansi ekshalasi maksimum 3 mbar).


Persyaratan standar filtrasi dan kemudahan bernapas yang lebih rendah, dan perkiraan kinerja keseluruhan yang lebih rendah, mengindikasikan bahwa penggunaan masker nonmedis yang terbuat dari kain tenun seperti kain pakaian dan/atau kain tanpa tenun sebaiknya hanya menjadi pertimbangan dengan tujuan pengendalian sumber (digunakan oleh orang yang terinfeksi) di masyarakat, bukan dengan tujuan pencegahan. Masker nonmedis dapat digunakan secara ad hoc untuk kegiatan-kegiatan tertentu (misalnya, saat di angkutan umum di mana penjagaan jarak fisik tidak dapat dilakukan). Selain itu, penggunaan masker nonmedis harus selalu dibarengi dengan sering mencuci tangan dan penjagaan jarak fisik.


Saat ini masker kain yang beredar di pasaran ada yang terdiri dari satu lapis, dua lapis, dan tiga lapis. Contoh masker kain satu lapis yang banyak beredar adalah masker scuba atau buff.

Oleh karena itu BSN pun menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8914:2020 tentang persyaratan mutu masker yang terbuat dari kain tenun dan/atau kain rajut dari berbagai jenis serat, minimal terdiri dari dua lapis kain dan dapat dicuci beberapa kali (washable).


a) Jenis bahan: efisiensi filtrasi (EF), kemudahan bernapas setiap lapisan bahan, faktor kualitas filter

Pemilihan bahan merupakan langkah pertama yang penting karena filtrasi (hambatan) dan kemudahan bernapas berbeda-beda sesuai kainnya. Efisiensi filtrasi bergantung pada keketatan tenunan, diameter serat atau benang, dan, untuk bahan tanpa tenun, proses pembuatan (spunbond, meltblown, muatan elektrostatis). Filtrasi kain dan masker bervariasi antara 0,7% dan 60%. Semakin tinggi efisiensi filtrasi , semakin besar hambatan yang diberikan oleh kain.Kemudahan bernapas berarti seberapa mudah pemakai bernapas menembus bahan masker. Kemudahan bernapas adalah perbedaan tekanan di kedua sisi masker dan dihitung dengan satuan milibar (mbar) atau Pascal (Pa) atau, untuk luas sisi masker, per sentimeter persegi (mbar/cm2 atau Pa/cm2). Kemudahan bernapas masker medis yang wajar adalah di bawah 49 Pa/cm2. Untuk masker nonmedis, perbedaan tekanan yang wajar, di seluruh masker, harus di bawah 100 Pa.


Tidak disarankan menggunakan bahan elastis untuk membuat masker; saat dipakai, bahan masker dapat tertarik di wajah, sehingga ukuran pori meningkat dan efisiensi filtrasi menurun selama digunakan. Selain itu, kualitas bahan yang elastis dapat menurun seiring waktu dan sensitif terhadap pencucian dengan suhu tinggi.


b) Jumlah Lapisan

Jumlah lapisan minimum untuk masker nonmedis adalah tiga lapis, tergantung kain yang digunakan. Lapisan paling dalam masker menyentuh wajah pemakai. Lapisan paling luar terpapar pada lingkungan. Kain pakaian (misalnya, campuran nilon dan 100% poliester) jika dilipat menjadi dua lapis memberikan 2-5 kali lipat efisiensi filtrasi dibandingkan lapisan tunggal kain yang sama, dan jika dilipat menjadi empat lapis, efisiensi filtrasi meningkat 2-7 kali. Masker yang terbuat dari sapu tangan katun saja harus terdiri dari empat lapis,tetapi efisiensi filtrasinya hanya 13%. Bahan yang sangat berpori seperti kasa tidak akan dapat memberikan filtrasi yang cukup meskipun dibuat berlapis-lapis; efisiensi filtrasinya hanya 3%. Perlu dicatat bahwa bahan yang ditenun lebih ketat, dan juga semakin banyaknya jumlah lapisan, kemudahan bernapasnya juga dapat menurun. Kemudahan bernapas dapat diperiksa dengan cepat dengan cara mencoba bernapas melalui mulut dan beberapa lapisan.


c) Kombinasi Bahan yang Digunakan

Kombinasi ideal bahan untuk masker nonmedis harus mencakup tiga lapisan berikut:

  1. Lapisan paling dalam yang terbuat dari bahan hidrofilik (seperti katun atau campuran katun);

  2. Lapisan terluar yang terbuat dari bahan hidrofobik (seperti polipropilena, poliester, atau campuran keduanya) yang dapat membatasi kontaminasi dari luar yang menembus ke dalam hidung dan mulut pemakai;

  3. Lapisan tengah hidrofobik yang terbuat dari bahan tanpa tenun sintetis seperti polipropilena atau lapisan katun yang dapat meningkatkan filtrasi atau menahan droplet.

d) Bentuk Masker

Masker dapat berbentuk pipih-terlipat atau duckbill. Bentuk masker dirancang agar dapat rapat di bagian hidung, pipi, dan dagu pemakainya. Saat bagian pinggir masker tidak menutup rapat pada wajah dan bergeser, misalnya saat berbicara, udara dari dalam/luar menembus melalui bagian pinggir masker dan tidak difilter melalui kain masker. Kebocoran udara yang masuk dan keluar tanpa tersaring dapat diakibatkan oleh ukuran dan bentuk masker. Penting dipastikan bahwa masker dapat tetap di tempatnya dengan nyaman tanpa perlu banyak disesuaikan dari tali elastisnya atau ikatannya.


e) Salutan Kain

Salutan kain dengan senyawa-senyawa seperti lilin dapat meningkatkan hambatan dan membuat masker resistan terhadap cairan; namun, salutan seperti itu dapat tanpa sengaja menutup sepenuhnya pori-pori kain dan membuat bernapas melalui masker tersebut sulit. Selain penurunan kemudahan bernapas, air yang terfilter dapat menjadi lebih mungkin keluar melalui bagian pinggir masker saat napas diembuskan. Karena itu, salutan tidak direkomendasikan.


f) Pemeliharaan Masker

Satu masker hanya dapat digunakan oleh satu orang saja dan tidak boleh digunakan bergantian dengan orang lain.

Semua masker harus diganti jika basah atau terlihat kotor; masker yang basah tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama. Lepaskan masker tanpa menyentuh bagian depan masker dan jangan sentuh mata atau mulut setelah melepaskan masker. Buang masker atau simpan masker di kantong yang dapat ditutup rapat sampai masker dapat dicuci dan dibersihkan.Setelah itu, segera bersihkan tangan. Masker nonmedis harus sering dicuci dan ditangani dengan hati-hati agar tidak mengontaminasi barang-barang lain.Jika lapisan kain masker terlihat lusuh, buang masker tersebut.

Sumber:


Cara Memakai Masker


Sumber:


Kenakan masker dengan benar:

  1. Cuci tangan Anda sebelum memakai masker.

  2. Letakkan di atas hidung dan mulut Anda dan kencangkan di bawah dagu Anda.

  3. Coba paskan dengan pas di sisi wajah Anda.

  4. Pastikan Anda bisa bernapas lega.

  5. JANGAN menyentuh masker saat memakainya.

Berikut adalah contoh-contoh penggunaan masker yang SALAH.

Sumber:


Berikut adalah cara melepaskan masker dengan BENAR.

Sumber:


Cara Mencuci Masker

Sumber:


Jika menggunakan kain pakaian untuk membuat masker, suhu pencucian tertingginya harus diperiksa. Jika instruksi pencucian terdapat di label pakaian, pastikan apakah pakaian sumber kain tersebut dapat dicuci dengan air hangat atau panas. Pilih kain yang dapat dicuci. Cuci dengan air hangat hingga panas di suhu 60°C, dengan sabun atau detergen baju.


Spunbond polipropilena tanpa tenun dapat dicuci pada suhu tinggi, hingga 125°C. Serat alami dapat bertahan pencucian bersuhu tinggi dan penyetrikaan. Cuci masker dengan lembut (tanpa gesekan, tarikan, atau perasan yang berlebihan) jika bahan yang digunakan adalah bahan tanpa tenun (seperti spunbond). Kombinasi spunbond polipropilena tanpa tenun dan katun dapat menoleransi suhu tinggi, masker yang terbuat dari kombinasi ini dapat dicuci dengan cara diuapi atau direndam dalam air mendidih.


Jika air panas tidak tersedia, cuci masker dengan sabun/detergen dalam air bersuhu ruangan, kemudian rendam masker dalam air mendidih selama satu menit ATAU rendam masker dalam larutan 0,1% klorin selama satu menit kemudian bilas masker dengan air bersuhu ruangan untuk menghindarkan residu klorin yang beracun.


Mencuci masker dengan mesin cuci:

  • Anda bisa memasukkan masker dengan cucian biasa.

  • Gunakan deterjen biasa dan pengaturan air hangat yang sesuai untuk kain yang digunakan untuk membuat masker.

  • Gunakan pengaturan panas tertinggi dan biarkan di pengering sampai benar-benar kering. Jika memungkinkan, letakkan masker di bawah sinar matahari langsung.


 

Referensi:



Newsletter dapat diunduh di sini.

Newsletter_Cara Memilih, Memakai dan Mem
.
Download • 803KB





Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page